Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan
bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air
mani apabila dipancarkan; Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan
kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang
memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.
(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)
Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Quran sendiri banyak menyinggungnya
dalam berbagai surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang -
pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, seperti
hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan
perempuan, baik dan buruk, dan masih banyak lagi.
Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita
mengetahui dan menyadarinya, yakni setiap kita mengetahui dan
menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan
bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan
(aqna).
Pertanyaannya, mengapa ketika Allah berbicara tentang kekayaan malah
disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu adalah
kemiskinan atau keterpurukan?
Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut memiliki akar kata yang
sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata
qaniya, yang berarti ridha.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari "Dan bahwasanya
Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna)
adalah Dia memberikan kepemilikan harga kepada para hamba - Nya dan
menjadikan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang
tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini
adalah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.
Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya
dengan cukup, Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita
semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah memberikan kita kemiskinan,
dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.
Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah
akibat kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah
ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan
lalai. Hanya setan yang mengarahkan manusia terjerumus ke arah
keterpurukan hingga akhirnya mereka menjadi miskin.
Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah bagian dari
takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang
menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana janji Allah dalam
Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "
Wallahu A'lam
Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan
bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air
mani apabila dipancarkan; Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan
kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang
memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.
(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)
Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Quran sendiri banyak menyinggungnya
dalam berbagai surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang -
pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, seperti
hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan
perempuan, baik dan buruk, dan masih banyak lagi.
Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita
mengetahui dan menyadarinya, yakni setiap kita mengetahui dan
menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan
bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan
(aqna).
Pertanyaannya, mengapa ketika Allah berbicara tentang kekayaan malah
disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu adalah
kemiskinan atau keterpurukan?
Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut memiliki akar kata yang
sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata
qaniya, yang berarti ridha.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari "Dan bahwasanya
Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna)
adalah Dia memberikan kepemilikan harga kepada para hamba - Nya dan
menjadikan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang
tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini
adalah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.
Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya
dengan cukup, Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita
semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah memberikan kita kemiskinan,
dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.
Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah
akibat kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah
ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan
lalai. Hanya setan yang mengarahkan manusia terjerumus ke arah
keterpurukan hingga akhirnya mereka menjadi miskin.
Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah bagian dari
takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang
menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana janji Allah dalam
Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "
Wallahu A'lam
- See more at: http://falah-kharisma.blogspot.com/2014/09/kaya-dan-cukup.html#sthash.FfRRkQY2.dpufWallahu A'lam
Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan
bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air
mani apabila dipancarkan; Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan
kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang
memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.
(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)
Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Quran sendiri banyak menyinggungnya
dalam berbagai surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang -
pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, seperti
hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan
perempuan, baik dan buruk, dan masih banyak lagi.
Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita
mengetahui dan menyadarinya, yakni setiap kita mengetahui dan
menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan
bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan
(aqna).
Pertanyaannya, mengapa ketika Allah berbicara tentang kekayaan malah
disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu adalah
kemiskinan atau keterpurukan?
Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut memiliki akar kata yang
sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata
qaniya, yang berarti ridha.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari "Dan bahwasanya
Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna)
adalah Dia memberikan kepemilikan harga kepada para hamba - Nya dan
menjadikan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang
tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini
adalah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.
Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya
dengan cukup, Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita
semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah memberikan kita kemiskinan,
dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.
Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah
akibat kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah
ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan
lalai. Hanya setan yang mengarahkan manusia terjerumus ke arah
keterpurukan hingga akhirnya mereka menjadi miskin.
Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah bagian dari
takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang
menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana janji Allah dalam
Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "
Wallahu A'lam
- See more at: http://falah-kharisma.blogspot.com/2014/09/kaya-dan-cukup.html#sthash.FfRRkQY2.dpufWallahu A'lam
Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan
bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air
mani apabila dipancarkan; Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan
kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang
memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.
(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)
Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Quran sendiri banyak menyinggungnya
dalam berbagai surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang -
pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, seperti
hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan
perempuan, baik dan buruk, dan masih banyak lagi.
Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita
mengetahui dan menyadarinya, yakni setiap kita mengetahui dan
menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan
bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan
(aqna).
Pertanyaannya, mengapa ketika Allah berbicara tentang kekayaan malah
disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu adalah
kemiskinan atau keterpurukan?
Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut memiliki akar kata yang
sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata
qaniya, yang berarti ridha.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari "Dan bahwasanya
Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna)
adalah Dia memberikan kepemilikan harga kepada para hamba - Nya dan
menjadikan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang
tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini
adalah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.
Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya
dengan cukup, Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita
semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah memberikan kita kemiskinan,
dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.
Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah
akibat kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah
ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan
lalai. Hanya setan yang mengarahkan manusia terjerumus ke arah
keterpurukan hingga akhirnya mereka menjadi miskin.
Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah bagian dari
takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang
menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana janji Allah dalam
Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "
Wallahu A'lam
- See more at: http://falah-kharisma.blogspot.com/2014/09/kaya-dan-cukup.html#sthash.FfRRkQY2.dpufWallahu A'lam
Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan
bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air
mani apabila dipancarkan; Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan
kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang
memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.
(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)
Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Quran sendiri banyak menyinggungnya
dalam berbagai surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang -
pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, seperti
hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan
perempuan, baik dan buruk, dan masih banyak lagi.
Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita
mengetahui dan menyadarinya, yakni setiap kita mengetahui dan
menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan
bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan
(aqna).
Pertanyaannya, mengapa ketika Allah berbicara tentang kekayaan malah
disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu adalah
kemiskinan atau keterpurukan?
Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut memiliki akar kata yang
sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata
qaniya, yang berarti ridha.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari "Dan bahwasanya
Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna)
adalah Dia memberikan kepemilikan harga kepada para hamba - Nya dan
menjadikan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang
tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini
adalah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.
Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya
dengan cukup, Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita
semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah memberikan kita kemiskinan,
dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.
Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah
akibat kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah
ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan
lalai. Hanya setan yang mengarahkan manusia terjerumus ke arah
keterpurukan hingga akhirnya mereka menjadi miskin.
Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah bagian dari
takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang
menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana janji Allah dalam
Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "
Wallahu A'lam
- See more at: http://falah-kharisma.blogspot.com/2014/09/kaya-dan-cukup.html#sthash.FfRRkQY2.dpufWallahu A'lam