Seorang penjaga perbatasan Bangladesh terluka dan seorang lainnya ditahan oleh Myanmar setelah pasukan dari kedua negara saling menembak, pada Rabu, lapor petugas paramiliter dan saksi mata.
Direktur lokal operasi untuk Penjaga Perbatasan Bangladesh, Ekram Khan, mengatakan insiden baku tembak itu terjadi karena kesalahpahaman.
Nelayan setempat mengatakan kapal patroli Bangladesh di sungai Naf yang membelah kedua negara ditembaki penjaga perbatasan Myanmar, yang tampaknya telah keliru mengira mereka sebagai penyelundup.
Daerah di mana insiden jual beli tembakan itu terjadi memang dikenal sebagai jalur penyelundupan manusia antara kedua negara. Jalur tersebut juga berada di bawah sorotan selama krisis kemanusiaan dalam beberapa pekan terakhir. Kendati demikian, bentrokan antara pasukan perbatasan jarang terjadi.
Seorang petugas mengalami beberapa luka peluru selama bentrokan di distrik selatan-timur Bangladesh dari Cox Bazar.
“Tentara kami mulai membalas tembakan dan prajurit Biplob Kumar menderita luka-luka di kepala dan tangan kanan,” kata Abu Russell Siddiki, juru bicara pasukan Bangladesh.
Penjaga perbatasan Bangladesh lainnya, Abdur Razzak, diambil oleh Polisi Pengawal Perbatasan Myanmar ke kamp pasukan perbatasan.
Khan mengatakan masalah ini akan diselesaikan pada pertemuan dua negara yang waktunya belum dapat dikonfirmasi.
Sindikat penyelundupan manusia tersebar luas di Cox Bazar dan banyak mantan nelayan telah bergabung dengan sindikat ini karena mereka dianggap begitu menguntungkan.
Masalah ini bermula dari ribuan pengungsi Rohingya dari Myanmar atau migran ekonomi dari Bangladesh. Sebagian besar mereka telah terdampar di perairan Asia Tenggara bulan lalu.
Krisis ini diikuti dengan tindakan keras Thailand atas penyelundupan orang yang melemparkan industri senilai jutaan dolar ini ke dalam jurang kekacauan. Mafia penyelundupan manusia kerap meninggalkan korban mereka di darat dan di laut