Masihkah
anda bernafas dengan nyaman hari ini? Apabila kurang, berarti bisa saja
itu karena anda terserang Influenza. Namun yang jelas apabila anda
masih merasakan udara dalam paru–paru, anda masih merasakan ’kehidupan’.
Sekarang bagaimana apabila udara itu sedikit sekali hingga sulit kita
hirup?
Oksigen
atau udara yang kita hirup sehari–hari itu hampir–hampir tidak pernah
disadari sebagai kebutuhan mutlak supaya manusia itu dapat bertahan
hidup. Ini karena ia (Oksigen) sudah tersedia begitu banyaknya di Bumi
ini, hingga di banyak kondisi kita tidak perlu membayar sejumlah uang
untuk jasa penyedia Oksigen.
Allah
SWT telah mengatur penyediaan Oksigen bagi manusia hingga sedemikian
sempurnanya. Sampai–sampai kita dibuat tidak sadar pula bahwa keberadaan
kita menginjak Bumi ini juga sesuai dengan tekanan udara. Bagaimana
apabila kita diciptakan selalu terbang ke angkasa atau dengan gravitasi
nol? Bagaimana apabila kita ditempatkan di Planet selain Bumi? Maka
jawaban akan pertanyaan ini sudah ada dalam al Qur’an 14 abad yang
lalu:
Barangsiapa
yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
(QS. Al An'aam (6): 125)
Dalam ayat di atas, disesatkan Allah berarti bahwa orang itu sesat
berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.
Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa
sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan (di ayat
sebelumnya), maka mereka itu menjadi sesat.
Ayat diatas secara jelas menyebutkan kalimat: Yashsho’adu Fissamaa’
(Mendaki Langit) dan bukan Yashsho’adu Fil Jibaal (Mendaki Gunung).
Apakah al Qur’an salah, karena kata kerja untuk pergi ke Langit adalah
Terbang bukan Mendaki? Apakah kalimat tersebut hanya ungkapan Syair
semata? Jelas tidak jawabannya menurut orang yang berpengatahuan.
Ayat
tersebut menjelaskan bahwa setiap bertambah ketinggian naik ke udara,
maka akan bertambah sesak napasnya karena berkurangnya tekanan udara.
Juga karena berkurangnya jumlah oksigen yang dihirup paru – paru.
Hakikat ini tidak mudah untuk dibuktikan secara praktis kecuali apabila
manusia terbang ke atas udara.
Sampai beberapa masa terakhir, orang–orang mengira bahwa udara menyebar
luas hingga angkasa luar. Akan tetapi, setelah manusia terbang dan
meninggi di angkasa pada ketinggian tertentu, ia megetahui bahwa
meninggi sejauh satu kaki di udara akan membuat sesak dadanya. Sehingga,
merasa dipeluk karena berkurangnya kepadatan udara dan jumlah oksigen
yang diperlukan untuk bernapas dengan cepat sekali sesuai dengan
bertambahnya ketinggian.
Hal
ini terbukti di Pesawat Terbang, maskapai penerbangan tampaknya saling
bersaing untuk menciptakan suasana terbang di ketinggian 30.000 atau
40.000 kaki (9.140 atau 12.200 m) di atas permukaan tanah senyaman
mungkin, bagaikan di rumah sendiri, dan serupa dengan kehidupan di
permukaan tanah Beberapa maskapai membanggakan makanan dan minuman
anggur yang lezat, menyediakan majalah dan bantal, serta sesuatu yang
kita anggap pasti ada di mana pun kita berada menyediakan udara dengan
inn peratur dan tekanan yang nyaman bagi kita.
Sesungguhnya,
udara ini datang dari luar pesawat terbang, namun sebelum sampai kepada
anda udara melewati sistem yang memberi tekanan dan mengatur temperatur
yang rumit, yang mempunyai beberapa sistem pengganti untuk
memaksimalkan keselamatan.
Baling-baling
dalam mesin Boeing 747 mengisap udara dari luar ke dalam kompresor
mesin. Sebagian kecil dari udara ini dibelokkan langsung ke dalam sistem
pneumatik untuk disesuaikan temperaturnya dan diberi tekanan,
menghindari ruang pembakaran sehingga tidak menyertakan elemen buangan
yang beracun. Karena temperaturnya mencapai sekitar 204°C dalam
kompresor, udara perlu didinginkan dengan udara yang baru, dingin dari
luar. Diambil di bawah badan pesawat terbang udara luar ("udara yang
dipaksa masuk lewat bukaan yang bergerak"), yang di ketinggian 45.000
kaki (13.700 m) mempunyai temperatur kira-kira -56,7°C.
Boeing
747 dapat mengendalikan dan mempertahankan temperatur berbeda di empat
zona berbeda dalam pesawat: ruang kokpit, ruang penumpang di hidung,
ruang penumpang di tengah, dan ruang penumpang di belakang. Tiga
peralatan untuk mendaur udara, masing-masing terdiri dari baling-baling,
kompresor, dan turbin yang menggunakan as yang sama, bekerja
bersama-sama untuk mendinginkan udara dal.mi sistem pneumatik.
Alat
tersebut disesuaikan untuk mendinginkan udara sampai maksimum yang
diperlukan oleh zona; udara ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki
penampungan (coldplenum) umum. Dari situ udara diarahkan ke zona yang
memerlukan temperatur paling dingin. Karena zona yang memerlukan
temperatur yang lebih hangat, udara panas dapat ditambahkan sepanjang
perjalanan untuk meningkatkan temperatur dari udara dingin sampai yang
diinginkan.

Peralatan
untuk mendaur udara menyediakan 8.000 kaki kubik (225 in1) udara segar
per menit, dan sistem distribusi menambah 2.000 kaki kubik (56 m3) lagi
per menit dari udara yang didaur ulang. Katup yang dioperasikan secara
elektris mengendalikan jumlah udara panas atau dingin yang memasuki
saluran dan dapat mengatur aliran udara melewati kombinasi mesin mana
pun dan kombinasi peralatan mana pun; fleksibiilitas tersebut memastikan
keamanan dalam kejadian satu atau bahkan dua peralatan menjadi tidak
berfungsi.
Dalam kabin utama, udara masuk sepanjang dinding samping
setinggi rak untuk menggantung topi. Kira-kira 20 persen dari udara naik
ke langit-langit, di situ baling-baling mengarahkannya kembali ke
saluran pasokan. Udara buangan keluar melewati lubang di dinding samping
sedikit di atas lantai dan disirkulasikan ke bawah untuk menghangatkan
ruang bagasi, yang biasanya mempunyai temperatur 4,4-18,3°C.
Sama
seperti pemanasan, pendinginan dan sirkulasi ulang dilakukan secara
terus-menerus sewaktu pesawat sedang terbang, pengaturan tekanan udara
dipertahankan dan juga dimonitor dengan saksama. Lewat panel dalam
kokpit, pilot dapat mengendalikan tekanan udara dalam kabin secara
manual, atau dapat dikendalikan secara otomatis. Tekanan udara turun
ketika pesawat menurun; untuk mengimbangi keadaan ini, pesawat terbang
harus "memompa untuk menaikkan tekanan" agar keadaan dalam kabin terasa
cukup nyaman. Karena udara yang dipompakan dari stratosfer mengandung
lebih sedikit oksigen, nitrogen, dan gas lain daripada yang biasa kita
rasakan, lebih banyak udara dipompa masuk secara terus-menerus,
dimampatkan, didinginkan, dan dilepaskan lewat sistem pendingin udara.
Sistem
yang sepenuhnya otomatis mengukur jumlah tekanan yang diperlukan untuk
menghindari kerusakan struktural atau ketidaknyamanan penumpang. Pada
ketinggian 45.000 kaki (13.700 m), atmosfer di dalam pesawat terbang
dapat dibandingkan dengan di ketinggian 8.000 kaki (2.440 m), yang cukup
nyaman karena kerja fisik yang ekstrem dan berkepanjangan tidak
diperlukan. Kalau pesawat turun, ada sistem katup yang melc paskan
tekanan di dalam kabin secara perlahan-lahan, sehingga penum pang dan
awak mengalami penyesuaian dengan ketinggian bandara yang didarati, dan
pintu dari pesawat yang kedap udara dapat dibuka dengan aman tanpa ada
udara yang mengalir masuk atau keluar dengan tiba-tiba
Maka dari rumitnya penyediaan oksigen di kapal terbang yang tidak henti
– hentinya kita hirup itu, bersyukurlah di setiap hari–hari anda.
Mungkin hanya inilah alasan mengapa tidak ada yang namanya ‘Hari Sial’,
setiap hari adalah Nikmat Allah, karena di setiap hari itu masih
terdapat Oksigen yang menghidupkan kita. Kemudian yang dapat disimpulkan
dari ayat tersebut bahwa al Qur’an itu memang benar–benar wahyu Allah
Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Juga menegaskan bahwa al Qur’an
adalah mukjizat yang kakal abadi pada masa modern ini.
Mengapa bisa begitu? Silahkan anda fikirkan sendiri apakah pada masa
Nabi Muhammad saw, yaitu 14 abad yang lalu itu sudah terdapat pesawat
terbang? Atau apapun yang dapat membawa seseorang itu ke angkasa,
kemudian ia mencoba menghirup napas di sana dan akhirnya menyimpan
pengalamannya itu dalam al Qur’an? Jika Ya, segera carilah informasi
tentangnya. Jika Tidak Ada, maka seharusnya anda mengakui ketakjuban
anda atas ayat di atas.
Oksigen
merupakan unsur gas dengan symbol ’O’. Gas ini tidak berwarna dan tidak
mempunyai rasa. Di dalam tubuh, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh
darah. Oksigen diperlukan oleh sel untuk mengubah glukosa menjadi
energi. Selanjutnya energi inilah yang digunakan untuk melakukan
berbagai aktivitas seperti aktifitas fisik, penyerapan makanan,
membangun kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh dan penghancuran
bebarapa racun sisa metabolisme.Kekurangan oksigen menyebabkan
metabolisme tidak berlangsung sempurna. Akibatnya tubuh terasa lelah,
pegal-pegal, mengantuk, kekabalan tubuh menurun sehingga mudah terserang
penyakit.
Manusia
yang normal akan membutuhkan oksigen sekitar 375 liter per hari. Secara
alamiah, kita mendapatkan oksigen dengan bernapas melalui paru-paru.
Oksigen sampai di paru-paru kemudian ke alveoli lalu akan diikat oleh
hemoglobin di dalam darah. Kemudian disalurkan ke seluruh tubuh untuk
membantu proses pembakaran glukosa menjadi energi.
Sekali kita menghirup nafas, paru-paru bisa menampung sekitar 500 ml
udara ke dalam tubuh. Dalam kondisi lelah, seperti sehabis olah raga,
kebutuhan tersebut akan meningkat 5-10 kali lipat. Saat berolahraga,
tubuh akan merasa lelah karena asupan oksigennya berkurang.
Dalam suhu ruangan, air secara alamiah sudah mengandung oksigen
sebanyak 10 ppm atau 10 miligram per liter. Pada suhu lebih rendah
(misalnya dalam lemari pendingin), kadar oksigen bisa meningkat hingga
15 ppm.
Perlu diketahui, bila asupan oksigen di dalam tubuh berada dalam kadar
yang normal, maka akan mendukung kesehatan kita. Namun, bila kadarnya
terlalu tinggi, maka akan bersifat berbahaya karena oksigen bersifat
radikal bebas. Radikal bebas merupakan salah satu faktor pencetus
terjadinya kanker.
Tanda–tanda kekurangan oksigen antara lain:
1.Badan cepat lelah, letih dan lesu .
2.Daya tahan tubuh cepat menurun sehingga mudah terserang infeksi.
3.Otot terasa pegal - pegal dan linu - linu.
4.Tekanan darah tinggi / rendah.
5.Gangguan pencernaan.
Sedangkan manfaat oksigen bagi tubuh yaitu:
1.Lebih banyak oksigen dalam tubuh akan miningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.
2.Lebih banyak oksigen dalam otot akan meningkatkan performa, sehingga terlihat lebih segar dan selalu energik.
3.lebih banyak oksigen dalam otak membuat kita berpikir lebih jernih, tajam dan lebih wapada.
4.Lebih banyak oksigen dalam kulit akan menjadikan kulit lebih segar, lebih sehat dan awet muda.
Sekarang mengapa oksigen bisa muncul? Dari mana datangnya? Dari air. Sebelum adanya air? Dari hujan kosmik. Ingatkah anda saat bumi baru saja lahir? Benda-benda langit begitu kacaunya sehingga planetoid berjatuhan ke bumi. Batuan-batuan angkasa ini memiliki kandungan oksigen di dalamnya yang kemudian bercampur dengan hidrogen yang begitu melimpah ruah di antariksa. Batu-batu ini bisa berasal dari tata surya, bisa berasal dari bintang lain, bahkan bisa berasal dari galaksi lain. Mereka tercipta dari inti bintang yang meledak karena terlalu tua. Ledakan ini bernama supernova. Dan karena inti bintang mengandung oksigen maka letusannyapun mengandung oksigen. Kenapa oksigen ada di inti bintang?

Di dalam inti bintang terjadi reaksi nuklir yang merubah hidrogen menjadi unsur berat. Dalam tabel berkala unsur-unsur, hidrogen adalah atom paling sederhana karena memiliki satu partikel penyusun nukleus. Tekanan dan suhu luar biasa tinggi di inti bintang, memaksa atom-atom hidrogen untuk bergabung menjadi atom-atom berat. Bila atom ini mengandung dua partikel penyusun nukleus, maka ia disebut helium. Bila mencapai delapan, ia disebut oksigen.
Atom-atom berat ini tidak selalu berada di inti bintang, ia bisa terdepak keluar karena arus konveksi yang bergejolak. Sebagian tentu tetap mengendap dan berproses lebih jauh. Hingga nukleus atom terberat yang mungkin tercipta, yaitu besi. Setelah inti dipenuhi besi, inti bintang tidak mampu lagi mengubahnya dan akhirnya meledak. Letusan akbar tercipta. Bagian bintang yang terlempar ini mendingin seiring menjauhnya ia dari asalnya. Mendingin terus dan akhirnya menjadi padat. Menjadi batuan-batuan yang akhirnya jatuh ke bumi. Mengantarkan oksigen yang tercampur karbon dan hidrogen ke daratan dan lautan lahar.
Akhirnya
kitapun menarik napas lega karena pertanyaan kita terjawab. Dan nafas
yang kita tarik benar-benar lega karena oksigen telah benar-benar penuh
mengisi atmosfer, dua setengah miliar tahun setelah penciptaan bumi.
Maka dari itu sekali lagi perbanyaklah mensyukuri Nikmat – nikmat Allah
dalam hidup anda! Yang begitu banyaknya seperti Oksigen ini, agar kita
senantiasa meninggikan harga diri kita di hadapan Allah, dan Allah-pun
tidak membayar kita dengan Neraka-Nya. Karena di Neraka itu ternyata
sedikit sekali Oksigen:

Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),
(QS. Huud (11): 106)
Ayat diatas selain sebagai ayat ancaman Allah bagi manusia, ia juga
berfungsi sebagai ayat Sains yang luar biasa. Ayat diatas sangat ilmiah
karena kita ketahui dengan pasti bahwa Lilin akan mati apabila ditutup
dengan gelas. Artinya api itu tidak dapat bersatu dengan udara atau
oksigen. Apalagi di Neraka yang unsur apinya jelas super besar?
Jadi
kesimpulannya Neraka adalah suatu tempat nyata yang mungkin berada di
planet atau dimensi lain dengan kadar oksigen sangat rendah dan bahkan
mendekati nol. Itulah tempatnya orang–orang yang sangat rendah pula
dalam mensyukuri hidupnya!