Jakarta (An-najah.net) – Bulan Ramadhan, bulan saatnya untuk
menggumpulkan pahala. Berbagai amalan dilaksanakan. Disiang hari umat
Islam menunaikan puasa. Dimalam hari mereka melaksanakan tarawih,
dilanjutkan dengan tilawatil Al Qur’an. Dan masih banyak lagi seperti
shadaqah, dakwah, dan I’tikaf.
Namun, kesucian bulan ini telah dinodai oleh syiah. Aliran sesat dan
menyesatkan ini memanfaatkan momentum ini untuk menyebarkan ajaran sesat
nikah kontraknya melalui media televisi.
Kaum Syiah di Indonesia kian gencar menerapkan strateginya,
diantaranya melalui penyebaran ideologi agama mereka lewat media-media
TV Nasional. Makar Syiah sengaja dimasukkan ke dalam tayangan film di
televisi untuk memperkenalkan ideologi mereka.
Hal tersebut dibuktikan dengan diproduksinya film berjudul “Dia tetap
ibuku” yang ditayangkan di MNC TV, Rabu (17/6/2015) pukul 09.30 WIB.
Sontak film yang sengaja diputar untuk Ramadhan itu menuai kritik dari
beberapa Muslim pengamat film FTV karena mengandung unsur ideologi
Syiah, sebagaimana dilaporkan syiahindonesia.com, Ahad (21/6).
Film yang di produseri oleh MGS. Fahri Fahrudin ini memperkenalkan
kepada masyarakat konsumen TV salah satu ajaran Syiah berupa nikah
mut’ah.
Sedikit sinopsis dari film “Dia Tetap Ibuku”
Film ini bercerita tentang seorang anak perempuan yang berusaha untuk
berbakti kepada ibunya, di sisi lain ibunya ini sedang terlilit utang
berpuluh-puluh juta akibat kematian suaminya yang meninggalkan banyak
sekali hutang piutang.Tanpa berfikir panjang, sang ibu menginginkan anak perempuannya untuk
mencarikan uang guna melunasi hutang-hutangnya. Ibu ini kemudian
meminta agar anak perempuannya mau kawin kontrak dengan laki-laki “arab”
(realita yang sebenarnya adalah mereka para penganut agama Syiah dari
Iran dan sekitarnya), karena bayaran dari kawin kontrak itu besar.
Karena tidak ada pilihan lain, sang anak akhirnya mau kawin kontrak
dengan seorang laki-laki “arab” hingga lahirlah seorang anak perempuan
dari hasil nikah haram tersebut. Karena habis kontrak, si laki-laki
“arab” yang membayarnya itu kabur. Iapun hidup dalam penyesalan dan
kesengsaraan usai kawin kontrak yang ia jalani selama 1 tahun.
Belum puas dengan itu, ibunya yang digambarkan punya watak ego
kembali ingin agar putrinya kawin kontrak untuk yang kedua kalinya. Sang
anak menolak dan memohon petunjuk kepada Allah di sebuah masjid. Dan
mulailah doktrin Syiah ini dijejalkan dalam film tersebut. Ketika sang anak ini berdoa, munculah sosok perempuan berpenampilan
ustadzah dan memberikan nasehat kepada sang anak dengan perkataan,
“Kawin kontrak itu dipergunakan boleh, tapi untuk saat-saat yang
darurat”.
Singkat cerita, akhirnya sang anak dan putrinya ini menikah dengan anak laki-laki dari ustadzah yang ia temui di masjid.
Selesai.
Waspadai Film Syiah
Memang sepanjang alur cerita dalam film tersebut menggambarkan betapa
bejatnya perbuatan kawin kontrak atau yang dikenal dengan istilah nikah
mut’ah. Namun di sisi lain, film ini juga menyesatkan masyarakat umum
bahwa nikah mut’ah itu ada dalam Islam.
Lebih dari itu, perkataan ustadzah dalam film tersebut memberikan
penjelasan bahwa nikah mut’ah itu hukumnya diperbolehkan dengan syarat,
padahal dengan tegas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
mengharamkannya secara mutlak, dan satu-satunya agama yang membolehkan
pengharaman Rasulullah tersebut adalah kelompok Syiah.
Sedikit demi sedikit Syiah mulai menunjukkan jati dirinya kepada
khalayak ramai, menyusupkan doktrin-doktrin sesatnya melalui media
kepada masyarakat luas. Layaknya bagi seluruh kaum Muslimin untuk serius
dalam memahami kesesatan-kesesatan aliran yang disepakati sebagai salah
satu aliran sesat oleh para ulama dunia dan ormas-ormas Islam di
Indonesia, agar kita bisa memfilter berita-berita ataupun
tontonan-tontonan di TV.
Wallahu musta’an.
http://www.an-najah.net/2015/06/bulan-ramadhan-syiah-boncengi-film-religi-sebarkan-ajarannya/