Namanya Abu Amir ar-rahib. Orang yang terpandang dikalangan suku
Khajraz, salah satu suku asli terbesar di Madinah. Namanya, mungkin
kedengaran asing oleh sebagian kaum muslimin hari ini. Tapi tidak bagi
penduduk Madinah kala itu, terkhusus dikalangan kaum muslimin.
Ia terkenal bukan karena jasanya yang besar terhadap Islam. Tapi
sebaliknya, ia adalah propokator dan agen intelektual yang memobilisasi
orang-orang munafik untuk bergerak menghadang laju gerakan Islam.
Salah satu “sumbangsihnya” dalam rangka menghancurkan Islam adalah
keberhasilannya membangun sebuah masjid yang dijadikan center untuk
memata-matai (tajassus) kaum muslimin. Al Qur’an menyebutnya masjid
Dhiror.
Alasan dibangunnya masjid disamping masjid Quba ini, untuk
meringankan para dhu’afa’; orang tua, sakit, agar tidak jauh-jauh
berjalan ke masjid Quba. Pernah mereka meminta rasulullah saw untuk
sholat di sana. Tepatnya ketika rasulullah saw dan para mujahidin
berangkat untuk berjihad ke Tabuk. Harapan para munafik ini, jika
rasulullah saw sholat di situ berarti masjid yang mereka telah mendapat
rekomendasi dari rasulullah saw.
Rasulullah saw menolak karena dalam keadaan safar. Dan setelah perang
Tabuk Allah swt membongkar niat busuk mereka di balik ‘amal sholeh’
itu. Bahwa mereka membangun masjid yang dalam pandangan kaum muslimin
itu adalah sholeh, niatannya tidak lain untuk memata-matai kaum muslimin
dan memecah belah barisan umat Islam.
Allah menurunkan
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang
mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang
mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang
mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah
dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak
menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya
mereka itu adalah pendusta.” (at-taubah: 107)
Mematai-matai Umat Islam adalah Munafik
Kisah diatas menegaskan, musuh islam yang bernama munafik selalu
memata-matai umat Islam dan pejuang Islam. Tujuannya agar Islam kabur
atau bahkan hancur.
Potongan ayat diatas (إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى) menekankan,
dalam mematai-matai atau memecah belah umat ini alasan mereka cukup
familiar dan bisa diterima oleh logika umumnya manusia; langkah ini
hanya untuk kebaikan kita bersama. Alasan yang kerap kita dengar dari
mulut manusia-manusia yang menghendaki kehancuran Islam hari ini.
Dalam hadits yang sangat panjang rasulullah saw menjelaskan adab-adab sesama muslim, yaitu;
« الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ مَنْ
كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ فَإِنَّ اللَّهَ فِى حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ
عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ ».
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak akan
mendzoliminya, dan ia tidak boleh menyerahkan saudara muslimnya kepada
musuh. Siapa saja yang menyelesaikan hajat saudaranya, maka Allah akan
menyelesaikan hajatnya. Siapasaja yang meringankan kesulitan seorang
muslim, maka Allah akan meringankan salah satu kesulitan-kesulitannya
dihari kiamat. Barangsiapa yang menjaga (rahasia/kehormata) seorang
muslim, maka Allah akan menjaganya dihari kiamat.” (HR. Abu Dawud, dishohihkan oleh syaihk Al-Bani)
Seorang muslim yang jujur keimanannya tidak mungkin melakukan
pengkhianatan kepada muslim lainnya. Iman tidak memberi tolerir kepada
orang yang melaporkan aurat (rahasia) umat Islam, apalagi rahasia
perjuangan Islam kepada musuh Islam, baik dari kalangan kafir Yahudi,
Nasrani, maupun orang-orang musyrik lainnya.
Pelajaran dari perang Ahzab
Ada cerita lain dari perang ahzab. Disini tampak pengkianatan
orang-oran munafik atas kaum muslimin. Persengkokolan merek dibongkar
oleh Allah dalam satu ayat yang sangat panjang dalam al Qur’an.
Ceritanya berawal dari intelijen rasul yang menginformasikan bahwa
orang-orang kafir quraisy telah menghimpun kekuatan dari berbagai
kabilah di sekitar Makkah dan Madinah untuk bersekutu menyerang Madinah.
Maka rasulullah saw, segera memobilisasi massa untuk menghadang pasukan
sekutu.
Pasukan sekutu yang jumlahnya kurang lebih 10.000 pasukan tempur
bersenjata lengkap datang menyerang Madinah yang hanya berkekuatan 3000
personil mujahidin. Melihat jumlah pasukan musuh yang begitu banyak,
orang-orang yang dalam hatinya ada kenifakan mulai melakukan propokasi.Kepada para mujahidin mereka mengatakan Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang
berpenyakit dalam hatinya berkata :”Allah dan Rasul-Nya tidak
menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.” (al-Ahzab: 12)
Dan kepada orang-orang Yahudi yang berstatus kafir dzimmi (orang
kafir yang mendapat jaminan keamanan dari pemerintah Islam) mereka
propokasi untuk melakukan ambush. Menyerang kaum muslimin dari belakang.
Dan menjanjikan bantuan bagi mereka. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata
kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab:
“Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu;
dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk
(menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu
kamu.” (al-Hasyr: 11)
Munafik, Hancurkan Khilafah Islam
Lain lagi cerita sang munafik yang beraliran syi’ah rafidoh. Ibnu al-Qami, namanya. Ia berhasil melakukan taqiyyah
(berdusta demi menyembunyika identitas syi’ahnya). Keberhasilan dia ini
ditandai dengan suksesnya ia meraih posisi stragtegis di pemerintahan
Khilafah Bani Umayyah, saat dipimpin oleh khalifah al-Mu’tashim.Saat menjadi perdana menteri, ia melancarkan aktifitas spionase
terhadap umat Islam. Mencari kelemahan dan titik rawan umat Islam. Lalu,
hasilnya ia laporkan kepada Hulagho Khan. Untuk kemudian dijadikan
bahan bagi panglima Tartar dalam merancang strategi membumi hanguskan
khilafah Islam dan umat Islam kala itu.
Hasilnya, tentara Tartar dengan mudah mengalahkan mujahidin dan
membumi hanguskan khilafah Islam yang kala itu berpusat di Baghdad,
sebuah kota inspirasi ilmu pengetahuan dan simbol kemajuang peradaban
Islam. Sementara sang munafik, Ibnu al-Qami berpesta pora diatas jutaan
nyawa kaum muslimin yang melayang, diiringi pilu ribuan gadis muslimah
yang dinodai kehormatannya oleh Tartar. Bibirnya tersungging senyum puas
melihat mayat-mayat umat Islam bergelimpangan dan ratusan masjid rata
dengan tanah.
Itulah munafik, ia akan memusuhi Islam selama hayatnya masih dikolom
langit. Dimanapun dan kapanpun, munafik menjadikan jihad sebagai
musuhnya.
Inilah sifat yang selalu melekat pada orang-orang munafik.
Allah swt berfirman
لَوْ خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا
خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ
وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (47) لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ
مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ الْأُمُورَ حَتَّى جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ
أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ
“Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak
menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan
bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan
kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang
amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui
orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah
mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya
untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah) dan
menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya.” (At-Taubah:
47-48)
Munafikkah Mereka..?
Yang sangat menggelisahkan umat Islam, di negara-negara yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, terbentuk badan-badan intelijen
yang menghantui pergerakan Islam. Diantara pekerjaan lembaga-lembaga
intelijen ini adalah memata-matai aktifis Islam. Data hasil spionasenya
dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak menyukai syari’at Islam,
digunakan untuk menghadang laju dakwah Islam.
Salah satu aktifitas yang menurut mereka harus dimata-matai adalah
aktifitas jihad dan perkembangan akidah jihad. Mereka mengistilahkan
dengan kekerasan atau radikal. Walau kenyataannya, jihad tidak sama
dengan kekerasan. Karena jihad memiliki etika dan sopan santun.
Parahnya, tugas memata-matai ini kadang dibiayai oleh orang-orang
kafir. Dan hasilnya diolah oleh orang-orang kafir untuk memusuhi Islam.
Amerika dan Australia contohnya, kedua negara ini sangat intens dan
bersemangat mensponsori spionase serta penghancuran jihad.
Sayangnya, yang banyak menyambut tawaran sponsorsip dari
negara-negara kafir ini adalah orang-orang yang menyebut dirinya muslim.
Padahal, dalam kamus Islam, hanya orang-orang munafik yang rela
memboncorkan rahasia umat Islam kepada orang-orang kafir, seperti Ibnu
Al-Qami diatas.
Maka, jika ada umat Islam menuduh lembaga-lembaga intelijen dan para
penguasa yang bahu membahu dengan orang kafir, baik bernama Obama atau
negara yang bernama Australia atau sejenisnya, sebagai lembaga munafik
dan penguasa munafik, ini sulit untuk disalahkan.*
WallahuA’lam bish Showab.
http://www.an-najah.net/2014/12/anti-jihad-karakter-orang-munafik/